Skoliosis adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang. Dalam skoliosis, ada penyimpangan dari sumsum tulang belakang dari lokasi garis tengah normal, sehingga tulang belakang berbentuk C atau S.
Ada beberapa jenis skoliosis, berdasarkan usia, saat skoliosis muncul, dan penyebab kondisi tersebut. Skoliosis bawaan adalah kondisi langka di mana kelainan terjadi di dalam rahim dan skoliosis terlihat pada saat lahir, sementara skoliosis Idiopathic adalah jenis yang paling umum. Hal ini dibagi menjadi tiga kategori: skoliosis anak dibawah usia 3 tahun (infantile), skoliosis remaja, dan skoliosis dewasa. Berbeda dengan jenis idiopatik yang terjadi pada anak-anak dan remaja, skoliosis penurunan fungsi (degeneratif) adalah jenis yang terjadi pada orang dewasa dan biasanya disebabkan arthritis, penurunan fungsi cakram, kelemahan ligamen tulang belakang, dan keropos tulang atau osteoporosis. Jenis terakhir adalah skoliosis sekunder; dimana skoliosis terjadi sebagai akibat dari penyakit lain.
Skoliosis terjadi pada sekitar 3% dari populasi, yang mempengaruhi lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Kondisi ini biasanya ditemukan pada masa remaja, dengan sekitar 80% dari pasien yang didiagnosis antara usia 10 dan 15 tahun. Pada kebanyakan kasus skoliosis, penanganan minimal diperlukan. Sebagian besar pasien yang didiagnosis dengan kondisi ini terus hidup produktif, dan hidup normal.
Faktor Risiko Skoliosis
Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti dari skoliosis tidak dapat diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya, yaitu:
Usia. Meski bisa terjadi pada usia berapa pun, kelainan tulang belakang ini lebih umum terjadi pada anak-anak, remaja, dan lansia.
Jenis kelamin. DIbanding anak laki-laki, risiko pengembangan penyakit skoliosis lebih buruk pada anak perempuan.
Riwayat kesehatan keluarga. Meski jarang, memiliki anggota keluarga dengan riwayat skoliosis dapat meningkatkan risiko.
Tanda-tanda & gejala skoliosis
Pada kasus ringan, skoliosis kadang tidak menimbulkan gejala dan tanda. Namun, gejala bisa diamati oleh orang lain lewat tampilan fisik Anda yang berubah. Beberapa gejala atau ciri-ciri skoliosis tersebut adalah:
Bahu miring.
Pinggang kiri dan kanan tidak sejajar.
Satu pinggul lebih tinggi dari pinggul lain.
Adanya tonjolan tulang belikat pada satu sisi tubuh.
Satu kaki memiliki panjang yang berbeda.
Posisi kepala tidak berada tepat di tengah pundak.
Hampir 23% orang yang menderita kelainan tulang belakang jenis idiopatik mengalami nyeri punggung, kesemutan, dan mati rasa.
Pada kasus yang parah, skoliosis bisa menimbulkan gejala berupa tulang belakang yang seakan terlihat melintir, yakni melengkung ke sisi tubuh. Kadang membentuk huruf S atau C.
Beberapa Gejala yang Terangkum di WebMD dan Healthline, gejala skoliosis dapat bervariasi sesuai dengan tingkat keparahannya. Berikut beberapa gejala umum dari skoliosis.
Seperti Bahu miring karena salah satu bahu tampak lebih tinggi Muncul tonjolan tulang belikat pada satu sisi tubuh Pinggang tidak sejajar Salah satu pinggul tampak lebih tinggi dari pinggul yang lain Tulang belakang berputar atau tampak melintir sehingga lengkungan semakin parah Mengalami gangguan pernapasan karena berkurangnya area di dada untuk paru-paru mengembang Nyeri punggung bawah Punggung mengalami kekakuan Kesemutan dan mati rasa pada kaki akibat saraf terjepit Fatigue atau kelelahan seolah tidak bertenaga karena ketegangan otot.
Komplikasi Skoliosis
Rasa sakit yang dialami pengidap skoliosis beragam, mulai dari rasa sakit yang menjalar dari tulang belakang ke bagian kaki, pinggul dan tangan ketika sedang berjalan, hingga mengalami nyeri punggung secara terus menerus dan sulit ketika bernapas.
Terdapat komplikasi pada penyakit skoliosis yang mungkin terjadi, seperti:
Nyeri punggung jangka panjang yang biasanya dialami oleh orang dewasa yang saat kecil sudah mengidap kondisi skoliosis.
Gangguan pada jantung dan paru-paru.
Mengganggu penampilan. Bahu atau pinggul terlihat tidak simetris, tulang iga menonjol, dan posisi pinggang bergeser.
Kerusakan saraf tulang belakang. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gangguan, seperti impotensi, inkontinensia urine, kesemutan, atau kelemahan pada tungkai.
Ciri-ciri skoliosis lainnya adalah penampilan kulit pada tulang belakang yang berubah, seperti adanya area kulit yang masuk ke dalam atau bercak berbulu.
Pengobatan Secara Medis
Pengobatan skoliosis dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan lengkungan tulang belakang. Selain itu dokter juga akan mempertimbangkan faktor usia dan jenis skoliosis. Namun pada umumnya, penanganan yang dapat dilakukan adalah:
Observasi. Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu 25 derajat pada tulang yang masih tumbuh atau 50 derajat pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saat usia 19 tahun.
Orthosis. Ini merupakan penggunaan alat penyangga yang dikenal dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah derajat pembengkokan sekitar 30-40 derajat, terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.
Operasi. Tidak semua skoliosis memerlukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah progresifitas peningkatan derajat pembengkokan 40-45 derajat pada anak yang sedang tumbuh, terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis, terdapat derajat pembengkokan 50 derajat pada orang dewasa.
Pengobatan skoliosis untuk orang dewasa
1. Mengonsumsi obat painkiller
Obat ini membantu menghilangkan rasa sakit akibat skoliosis. Biasanya Obat painkiller NSAID seperti ibuprofen digunakan sebagai pengobatan pertama yang direkomendasikan.
2. Suntik tulang belakang
Skoliosis umumnya dapat mengiritasi atau memberi tekanan pada saraf di sekitar tulang belakang. Kondisi inilah yang menyebabkan rasa sakit, mati rasa, dan sensasi kesemutan yang dirasakan.
Jika sudah seperti ini, suntik tulang belakang seperti anestesi dapat membantu meredakan rasa sakit. Namun, cara ini hanya bertahan beberapa bulan atau minggu.
3. Operasi tulang belakang
Beberapa operasi yang direkomendasikan, yaitu:
Laminektomi: Bagian dari 1 tulang belakang (vertebrae) diangkat untuk mengurangi tekanan pada saraf
Discectomy: Bagian dari 1 cakram di antara tulang belakang diangkat untuk mengurangi tekanan pada saraf
Fusi tulang belakang: 2 tulang belakang atau lebih digabungkan untuk menstabilkan, memperkuat, dan meluruskan tulang belakang.
Pengobatan skoliosis untuk anak
1. Gips
Penggunaan gips yang dipakai secara terus-menerus akan membantu untuk meluruskan tulang belakang pada bayi dan balita yang mengalami skoliosis.
2. Penyangga tulang belakang
Jika lekukan tulang atau skoliosis pada anak semakin memburuk, spesialis biasanya akan menyarankan untuk menggunakan penyangga punggung. Cara ini tidak menyembuhkan skoliosis, tetapi membantu menghentikan kondisi yang lebih buruk.
3. Operasi
Operasi dapat dilakukan juga untuk anak-anak dan bahkan usia di bawah 10 tahun. Cara ini dapat membantu menghentikan penyakit skoliosis yang semakin buruk.
Untuk Info Berobat Terapi di GSQ, Silahkan Hubungi KONTAK KAMI
sumber : alodokter, hellosehat, halodoc, docdoc, health.kompas, klikdokter, health.detik