Pengertian Vertikal Fibrilasi
Ventrikel fibrilasi adalah salah satu jenis gangguan irama jantung (aritmia). Pada penderita kondisi ini, bilik jantung yang seharusnya berdenyut menjadi hanya bergetar. Bila tidak segera ditangani, ventrikel fibrilasi dapat berakibat fatal.
Jantung manusia memiliki empat ruang, yang terdiri dari dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel). Pada kondisi normal, darah akan dipompa masuk atrium, kemudian dipompa keluar dari ventrikel secara merata ke seluruh tubuh.
Pada ventrikel fibrilasi, aliran listrik yang memberi sinyal pada otot jantung untuk memompa darah menyebabkan ventrikel hanya bergetar. Akibatnya, jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh akan terhenti.
Ventrikel fibrilasi merupakan salah satu bentuk aritmia yang sering dijumpai saat serangan jantung. Kondisi ini juga merupakan penyebab utama henti jantung.
Fibrilasi ventrikel juga merupakan salah satu jenis gangguan irama jantung (aritmia) yang membuat jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya. Perlu diketahui bahwa ventrikel merupakan dua bilik bawah yang menjadi bagian dari otot jantung.
Fibrilasi ventrikel terjadi ketika impuls listrik di jantung berjalan secara cepat dan tidak menentu, sehingga mengakibatkan ventrikel bergetar (fibrilasi) alih-alih memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh pengidapnya.
Tanpa perawatan medis sedari dini, fibrilasi ventrikel dapat berdampak fatal pada pengidapnya. Faktanya, kondisi tersebut adalah penyebab paling umum dari kematian jantung mendadak.
Fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation/VF) adalah keadaan mengancam nyawa dimana aktivitas listrik jantung terlalu cepat dan sangat ireguler. VF ditandai oleh gelombang elektrokardiografi yang bervariasi dengan laju ventrikel > 300 per menit dan panjang tiap siklus < 200 ms. [1] Walaupun patofisiologi dasar pembentukan irama VF belum diketahui secara pasti, namun VF dipercaya melibatkan 3 fase, yaitu fase inisiasi, transisi, dan rumatan.
Penyakit jantung koroner dan infark miokard merupakan penyebab VF yang paling sering ditemui. Selain itu, kardiomiopati, penyakit katup jantung, penyakit jantung bawaan, obat-obatan, serta kelainan elektrolit dan asam basa juga bisa berkontribusi. Di sisi lain, VF juga dapat muncul pada individu tanpa penyakit jantung struktural. Pada populasi ini, etiologi VF biasanya berupa penyakit irama jantung bawaan seperti catecholaminergic polymorphic ventricular tachycardia (CPVT), sindrom QT memanjang (long QT syndrome/LQTS), sindrom repolarisasi dini (early repolarization syndrome/ERS), dan sindrom Brugada. [2,3]
Penyebab Ventrikel Fibrilasi
Ventrikel fibrilasi terjadi akibat gangguan pada sinyal listrik jantung. Ada beberapa kondisi yang diduga dapat mengakibatkan gangguan tersebut, yaitu:
• Serangan jantung
• Penyakit otot jantung (kardiomiopati)
• Penyakit jantung bawaan
• Sepsis
• Riwayat operasi jantung
• Riwayat ventrikel takikardia
• Penggunaan obat-obatan tertentu
• Penyalahgunaan NAPZA jenis kokain atau metamfetamin
• Gangguan elektrolit, misalnya kadar magnesium dan kalium yang tidak normal
• Sengatan listrik
• Cedera dada akibat kecelakaan atau benturan keras
Sebenarnya, Hingga kini, penyebab pasti fibrilasi ventrikel belum diketahui. Namun, Salah satu penyebab tersering adalah gangguan arus listrik yang berlangsung di jantung setelah seseorang mengalami serangan jantung pada waktu sebelumnya. Selain itu, kondisi ini bisa juga terjadi karena masalah lain yang menyebabkan pembentukan jaringan parut pada otot jantung akibat serangan jantung sebelumnya.
Fibrilasi ventrikel kadang-kadang juga dapat diawali dengan denyut jantung yang sangat cepat yang dikenal dengan istilah takikardia ventrikel. Pemompaan jantung yang cepat, tetapi terus terjadi ini disebabkan oleh adanya arus listrik abnormal yang diawali di ventrikel. Sebagian besar kasus fibrilasi ventrikel terkait dengan adanya riwayat gangguan jantung sebelumnya.
Gejala Ventrikel Fibrilasi
Gejala utama ventrikel fibrilasi adalah penurunan kesadaran. Selain itu, penderita juga akan terlihat megap-megap atau berhenti bernapas. Namun, sebelum terjadi penurunan kesadaran dan megap-megap, ventrikel fibrilasi dapat menimbulkan gejala awal berupa:
• Mual
• Pusing
• Keringat dingin
• Nyeri dada
• Jantung berdebar
Pingsan atau kehilangan kesadaran adalah gejala fibrilasi ventrikel yang paling umum. Selain itu, pengidap kondisi ini juga akan berhenti bernapas atau terlihat megap-megap. Namun, sebelum terjadi penurunan kesadaran dan megap-megap, ventrikel fibrilasi dapat menimbulkan gejala awal, seperti:
• Sakit dada.
• Detak jantung sangat cepat (takikardia).
• Pusing.
• Mual.
• Sesak napas.
Gejala awal ini dapat terjadi satu jam atau kurang sebelum pingsan atau kehilangan kesadaran terjadi. Di samping itu, perlu diingat bahwa fibrilasi ventrikel dapat menyebabkan henti jantung mendadak (SCA), yang memerlukan perhatian medis segera. Tanda-tanda henti jantung meliputi:
• Hilangnya daya tanggap (tidak ada respons terhadap ketukan di bahu).
• Tidak ada pernapasan normal (tidak bernapas atau hanya terengah-engah).
Maka dari itu, Jika kamu mencurigai seseorang terkena henti jantung berdasarkan gejala tersebut, segeralah mencari pertolongan medis darurat agar penanganan dapat segera dilakukan.
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor yang juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami fibrilasi ventrikel, antara lain:
• Riwayat pernah mengalami episode fibrilasi ventrikel sebelumnya.
• Riwayat penyakit jantung sebelumnya.
• Kelainan jantung bawaan.
• Kelainan otot jantung (kardiomiopati).
• Cedera yang berpotensi menimbulkan kerusakan otot jantung, seperti tersengat listrik.
• Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau metamfetamin.
• Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, seperti magnesium atau kalium.
Diagnosis Ventrikel Fibrilasi
Ventrikel fibrilasi (VF) merupakan kondisi darurat yang harus cepat dideteksi melalui pemeriksaan denyut nadi dan pemeriksaan rekam jantung. Denyut nadi pasien VF umumnya tidak akan teraba. Selain itu, hasil pemeriksaan rekam jantung penderita VF akan menunjukkan gelombang listrik yang tidak normal.
Setelah ventrikel fibrilasi teratasi, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan guna mengetahui penyebabnya, antara lain:
• Tes darah, untuk memeriksa kadar enzim jantung yang berlebihan dalam darah akibat serangan jantung
• Rontgen dada, untuk melihat ukuran dan bentuk jantung, serta kondisi paru-paru
• Ekokardiografi (USG jantung), untuk mendapatkan gambaran jantung melalui gelombang suara
• Kateterisasi jantung, untuk mendeteksi sumbatan di pembuluh darah jantung, dengan menyuntikkan zat pewarna khusus melalui kateter
• CT scan atau MRI jantung, untuk melihat struktur jantung dengan lebih jelas
Pengobatan Ventrikel Fibrilasi
Pada keadaan darurat, penanganan ventrikel fibrilasi berfokus untuk menjaga darah tetap mengalir ke seluruh tubuh. Terdapat dua metode yang dapat dilakukan, yaitu:
Resusitasi jantung paru atau CPR
Prosedur CPR dilakukan untuk memompa jantung dari luar, yaitu dengan memberi tekanan dari dinding luar dada (kompresi).
Alat kejut jantung (defribrilasi)
Di beberapa area publik, seperti mal dan bandara, umumnya tersedia alat kejut jantung otomatis (AED). Alat ini dapat langsung dipasang ke dinding dada untuk menganalisis listrik jantung, dan secara otomatis memberikan kejut listrik guna mengembalikan irama normal jantung.
Kedua tindakan ini perlu dipelajari, karena dapat dilakukan sebagai penanganan sementara untuk menyelamatkan nyawa pasien sambil menunggu bantuan medis datang.
Di rumah sakit, pasien akan diberikan pertolongan darurat hingga kondisinya stabil. Setelah itu, dokter akan memberikan beberapa langkah pengobatan untuk ventrikel fibrilasi, yang meliputi:
Pemberian obat pengatur irama jantung
Pemberian obat jenis ini bertujuan untuk membantu mengontrol gangguan ritme jantung. Obat yang diberikan adalah jenis penghambat beta, seperti bisoprolol.
Ablasi jantung
Ablasi jantung adalah prosedur yang menggunakan suatu energi untuk membuat bekas luka kecil di jaringan jantung. Prosedur ini bertujuan untuk mencegah sinyal listrik tidak normal bergerak di jantung, sekaligus mengembalikan detak jantung normal.
Kateterisasi dan pasang ring jantung
Prosedur ini digunakan untuk mengobati VF yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Selain itu, tindakan ini juga direkomendasikan oleh dokter, karena dapat mengurangi risiko terjadinya serangan lanjutan.
Pemasangan ring jantung bertujuan untuk membuka pembuluh darah koroner yang tersumbat dan menjaganya tetap terbuka. Tujuannya agar aliran darah ke jantung tetap terjaga.
Operasi bypass jantung
Operasi ini juga dilakukan bila ventrikel fibrilasi disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang tidak dapat diobati dengan pemasangan ring. Pada operasi bypass jantung, dokter akan membuat pembuluh darah baru sebagai jalur alternatif untuk pembuluh darah yang tersumbat.
Pemasangan implan alat kejut jantung (ICD)
Implantable cardioverter-defibrillator (ICD) adalah perangkat yang dapat ditanamkan di dinding dada pasien yang berisiko mengalami gangguan irama jantung. Perangkat ini dapat mendeteksi irama jantung yang tidak sesuai, lalu memberikan kejut listrik secara otomatis untuk mengembalikan irama normal jantung.
Komplikasi Ventrikel Fibrilasi
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita ventrikel fibrilasi, baik karena penyakitnya sendiri maupun akibat tindakan penanganannya, yaitu:
• Pingsan
• Henti jantung
• Kerusakan organ tubuh, seperti otak, ginjal, dan hati
• Syok kargiogenik
• Kulit terbakar akibat prosedur kejut jantung
• Cedera tulang rusuk akibat tindakan CPR
• Kematian
Pencegahan Ventrikel Fibrilasi
Gaya hidup sehat dapat menjaga kesehatan jantung dan mencegah serangan jantung yang dapat berujung pada ventrikel fibrilasi. Caranya adalah dengan melakukan perubahan pada gaya hidup, seperti:
• Berhenti merokok
• Berolahraga secara teratur, minimal selama 30 menit tiap hari
• Menerapkan pola makan bergizi yang seimbang
• Mencukupi waktu tidur dan istirahat
• Mengelola stres dengan baik
• Menjaga berat badan ideal, sesuai dengan indeks masa tubuh (IMT)
Selain upaya di atas, seseorang yang berisiko terserang ventrikel fibrilasi sebaiknya selalu mengenakan identitas medis sehingga orang di sekitarnya mengetahui kondisi tersebut.
Di samping itu, beri tahu kerabat dan teman terkait tindakan yang harus dilakukan jika Anda mengalami keadaan darurat, misalnya dengan menghubungi 119.
Untuk Info Berobat Terapi di GSQ, Silahkan Hubungi KONTAK KAMI
Source : guesehat, alomedika, halodoc dll