Post Page Advertisement [Top]

 



Pengertian Ileus Paralitik

Ileus paralitik adalah gangguan pergerakan usus akibat kelumpuhan otot usus. Terganggunya pergerakan usus ini membuat makanan tidak dapat dicerna sehingga menyebabkan penyumbatan di usus. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini akan mengakibatkan kerusakan usus yang dapat berakibat fatal.

Pada kondisi normal, otot-otot usus akan berkontraksi agar dapat mendorong makanan (gerakan peristalsis). Namun ketika ileus terjadi, komponen makanan tidak dapat keluar dan menyebabkan penyumbatan di usus.



Penyumbatan atau obstruksi usus yang terjadi akibat ileus paralitik sering disebut dengan obstruksi palsu (pseudo-obstruction). Ileus paralitik dapat menyebabkan penumpukan makanan di dalam usus. Akibatnya, penderita bisa mengalami mual, muntah, sembelit, dan kembung.

Tanpa perawatan, kondisi ini dapat melubangi atau merobek usus. Hal ini menyebabkan isi usus yang mengandung banyak bakteri bocor ke area rongga tubuh. Pasien harus segera mendapatkan perawatan medis bila ini terjadi.

Ileus dapat berkembang menjadi kondisi yang membahayakan nyawa. Dua komplikasi paling parah adalah necrosis dan peritonitis.

Jika tidak segera ditangani, ileus paralitik bisa mengakibatkan kerusakan di saluran pencernaan. Pada tahap lanjut, ileus paralitik dapat menyebabkan usus robek dan berlubang. Akibatnya, isi usus bisa bocor ke rongga perut dan menyebabkan infeksi. Kondisi ini disebut dengan peritonitis.
Meskip sama-sama bernama ileus, penyebab ileus obstruktif berbeda dengan ileus paralitik. Ileus obstruktif disebabkan oleh penyumbatan (obstruksi) di usus, misalnya karena tumor, benda asing, atau hernia yang terjepit. Sedangkan ileus paralitik bisa disebabkan oleh gangguan pada pergerakan usus.



Seberapa umumkah ileus?

Kondisi ini sangat umum dan dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun. Ileus adalah kondisi yang dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.



Apa yang meningkatkan risiko terkena kondisi ileus?

Ileus merupakan penyebab paling umum kedua seseorang kembali ke rumah sakit setelah operasi. Kondisi tersebut lebih mungkin terjadi jika Anda baru saja menjalani operasi perut.
Prosedur bedah pada perut untuk menangani kondisi usus umumnya menyebabkan penghentian gerakan usus.

Selain itu, berikut merupakan faktor-faktor yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami ileus.
Memiliki riwayat kondisi yang sama.

Ketidakseimbangan elektrolit, terutama kalium dan kalsium.
Pernah mengalami cedera atau trauma pada usus.
Pernah menjalani pemeriksaan iradiasi pada perut atau area sekitarnya.
Mengalami penurunan berat badan drastis.
Menggunakan obat-obatan tertentu, seperti obat-obatan tekanan darah tinggi, hydromorphone (Dilaudid), morfin, oxycodone, atau antidepresan trisiklik (amitriptyline, imipramine).
Selain itu, penuaan juga secara alami memperlambat gerakan usus.
Orang lanjut usia lebih berisiko tinggi terkena kondisi ini, terutama karena mereka cenderung mengonsumsi obat-obatan yang dapat memperlambat pergerakan makanan melalui usus.


Penyebab Ileus Paralitik

Usus berfungsi untuk menyerap zat gizi makanan dan minuman yang telah dicerna oleh lambung. Gerak makanan dan minuman dari lambung ke usus dengan bantuan gerakan otot-otot saluran pencernaan ini disebut sebagai gerakan peristaltik.
Ileus paralitik disebabkan oleh adanya hambatan pada gerakan peristaltik tersebut. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan ileus paralitik, antara lain:

                             

Operasi

Ileus paralitik biasanya terjadi akibat efek samping operasi, khususnya operasi di area dan organ dalam perut. Gangguan pergerakan usus ini sering terjadi setelah operasi.
Aktivitas usus halus umumnya sudah dapat kembali normal dalam beberapa jam pascaoperasi. Sedangkan usus besar baru akan kembali normal dalam 3–5 hari pascaoperasi. Namun, jika terjadi gangguan di usus, dibutuhkan waktu yang lebih lama agar aktivitas usus kembali normal.

Obat-obatan

Obat bius yang diberikan pada tindakan operasi juga dapat memperlambat pergerakan otot usus. Selain obat bius, obat-obatan lain yang dapat menyebabkan ileus paralitik adalah:
Obat golongan antidepresan trisiklik, seperti amitryptiline
Obat golongan opioid, seperti oxydone dan morfin
Obat golongan antikolinergik

Penyakit atau kondisi lain

Selain operasi dan pengaruh obat-obatan, ada beberapa penyakit atau kondisi yang dapat menyebabkan ileus paralitik, di antaranya:
Gangguan elektrolit, misalnya kadar kalium rendah (hipokalemia)
Infeksi di saluran pencernaan, termasuk gastroenteritis, apendisitis, atau divertikulitis
Penyakit ginjal
Penyakit paru-paru
Kelainan saraf, seperti penyakit Hischprung, penyakit Parkinson, atau multiple sclerosis

Meskipun penyebabnya bervariasi, kondisi ini lebih sering dijumpai pada seseorang yang telah menjalani operasi. Selain pasca operasi, keadaan lain yang bisa menyebabkan kondisi ini adalah:

Gangguan metabolik dan elektrolit, seperti hipotiroid, hipokalemia, hipomagnesemia, hiponatremia, anemia, hipoosmolalitas.
Pasca melahirkan.
Keadaan sepsis.
Pemakaian obat-obatan golongan opioid, anti depresan dan antasida. 
Efek samping radioterapi.
Mengidap penyakit tertentu seperti infeksi, pneumonia, komplikasi diabetes, infark miokard, kolik bilier, kolik renal, keganasan, trauma kepala, hingga fraktur tulang belakang.




Faktor risiko ileus paralitik

Siapa pun bisa mengalami ileus paralitik, terutama orang yang baru menjalani operasi perut. Namun, kondisi ini lebih berisiko terjadi pada:
Lansia pengguna obat-obatan yang bisa mengurangi pergerakan usus
Pasien yang menjalani radioterapi
Seseorang yang mengalami cedera atau perdarahan di dalam rongga perut


Tanda dan Gejala Ileus Paralitik

Jika terjadi gangguan di otot usus, pergerakan makanan dan minuman dalam usus akan terhambat. Akibatnya, muncul keluhan dan gejala berupa:
Sakit atau kram perut
Hilang nafsu makan
Begah atau perut kembung
Sembelit
Mual
Muntah
Bau mulut
Perut membesar
Tidak dapat buang gas atau kentut

Tanda dan gejala ileus paralitik tergantung pada seberapa parah penyumbatannya. Namun, kondisi ini selalu disertai dengan sakit perut dan kram di sekitar pusar. Gejala lainnya yang perlu diwaspadai yaitu:
Sembelit.
Tidak bisa buang angin.
Hilang selera makan.
Mual atau muntah.
Perut yang keras dan bengkak.
Diare.
Perut kram yang datang dan pergi.

                                     


Kapan harus ke dokter

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala yang disebutkan di atas, terutama jika perut membengkak dan terasa sangat sakit, muntah terus-menerus, tidak bisa buang air besar (BAB), atau tidak bisa buang angin (kentut).
Gejala di atas menandakan kondisi gawat darurat yang perlu segera ditangani oleh dokter sebelum terjadi komplikasi yang bisa berakibat fatal.




Diagnosis Ileus Paralitik

Pertama-tama, dokter akan menanyakan keluhan, riwayat penyakit, obat-obatan yang digunakan, dan operasi yang pernah dijalani pasien.
Selanjutnya, dokter akan memeriksa area perut, termasuk mendengarkan suara gerakan di usus (bising usus) dengan menggunakan stetoskop. Jika terjadi ileus paralitik, bising usus tidak akan terdengar atau melemah. Dokter juga akan memeriksa apakah perut pasien membesar dan penuh dengan gas.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemindaian. Pemindaian bertujuan untuk melihat kondisi usus sekaligus mencari tahu penyebab dari penyumbatan usus. Jenis pemindaian yang dilakukan antara lain:
Foto Rontgen
CT scan
USG
Fluoroskopi


Pengobatan Ileus Paralitik

Pengobatan ileus paralitik akan disesuaikan dengan penyebab, lokasi, dan tingkat keparahannya. Tujuan pengobatan adalah untuk melancarkan pergerakan usus sehingga sumbatan di usus bisa diatasi.
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mengobati ileus paralitik, yaitu:
Memasang nasogastric tube (NGT), untuk mengeluarkan gas, cairan, dan bahan makanan yang tersumbat di dalam lambung
Memberikan obat-obatan, untuk memicu pergerakan usus
Menghentikan atau mengganti obat-obatan yang menyebabkan ileus paralitik
Memberikan infus cairan dan elektrolit, untuk menyeimbangkan kadar elektrolit di dalam tubuh
Menjalankan operasi, untuk mengatasi hambatan di dalam usus atau memotong bagian usus yang bermasalah


Komplikasi Ileus Paralitik

Ileus paralitik yang tidak diobati berpotensi menyebabkan komplikasi berupa:
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan elektrolit tubuh
Penyakit kuning
Muncul lubang (perforasi) di dinding usus
Peritonitis
Kematian jaringan (nekrosis) usus


Pencegahan Ileus Paralitik

Pada beberapa kasus, ileus paralitik yang disebabkan oleh cedera atau operasi tidak dapat dicegah. Sedangkan untuk mencegah ileus paralitik akibat kondisi lain, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, yaitu:
Tidak menggunakan obat-obatan secara sembarangan
Selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat tertentu
Menjalani pemeriksaan dan pengobatan jika memiliki penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, terutama yang bisa meningkatkan risiko terjadinya ileus paralitik
Menjaga asupan makanan dan cukup minum, untuk mencegah terjadinya gangguan elektrolit akibat dehidrasi


 Untuk Info Berobat Terapi di GSQ, Silahkan Hubungi KONTAK KAMI


Source : alodokter, sehatq, guesehat, hellosehat, halodoc

                            

Bottom Ad [Post Page]