Pengertian Konstipasi
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi yang ditandai dengan sulit buang air besar (BAB) atau frekuensi BAB yang lebih sedikit daripada biasanya. Kondisi ini sering kali dipicu oleh pola makan yang tidak mengonsumsi cukup serat.
Buang air besar merupakan tahap terakhir dari proses pencernaan. Dalam sistem pencernaan manusia, sisa makanan yang dikonsumsi bergerak melalui usus kecil ke usus besar. Setelah air dan nutrisi yang diperlukan tubuh diserap dalam usus besar, sisa makanan tersebut lalu dikeluarkan melalui anus sebagai tinja.
Frekuensi buang air besar pada setiap orang bisa berbeda-beda. Normalnya, frekuensi buang air besar adalah 3 kali sehari hingga 3 kali seminggu. Pada penderita konstipasi, tinja menjadi kering dan keras sehingga sulit dikeluarkan dari anus. Akibatnya, frekuensi BAB menjadi kurang dari 3 kali dalam seminggu.
Kondisi ini sangat umum, meski begitu beberapa orang bisa mengalami konstipasi kronis yang berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan lebih lama. Ketika sudah sampai level kronis, konstipasi membuat seseorang butuh usaha keras untuk mengeluarkan feses saat buang air besar (BAB).
Orang-orang dari segala usia dapat mengalami konstipasi sesekali. Ada juga orang dan situasi tertentu yang lebih cenderung mengarah pada konstipasi yang lebih konsisten atau konstipasi kronis.
Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.
Penyebab Konstipasi
Sembelit bisa terjadi akibat penyumbatan usus besar atau rektum (ujung usus besar) atau gangguan pada saraf di sekitar usus besar dan rektum. Selain itu, sembelit juga bisa dipengaruhi oleh faktor pertambahan usia, pola makan rendah serat atau kurang aktif bergerak.
Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan yang paling umum dan banyak ditemui di masyarakat luas termasuk di sekitar kita. Bahkan diperkirakan sekitar 80% manusia pernah mengalami konstipasi atau sembelit. Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain:
• Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.
• Menderita panas dalam.
• Stres atau depresi dan aktivitas yang cukup padat
• Pengaruh hormon dalam tubuh (misalnya dalam masa menstruasi atau kehamilan).
• Usus kurang elastis (biasanya karena sedang dalam masa kehamilan atau usia lanjut).
• Kelainan anatomis pada sistem pencernaan.
• Gaya hidup dan pola makan yang kurang teratur (seperti diet yang buruk).
• Efek samping akibat meminum obat yang mengandung banyak kalsium atau alumunium (misalnya obat antidiare, analgesik, dan antasida).
• Kekurangan asupan vitamin C dan kekurangan makanan berserat.
• Merupakan gejala penyakit (misalnya tifus dan hernia).
• Sering menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama.
• Emosi, karena orang yang emosi atau cemas ususnya kejang, sehigga pertaltik usus terhenti dan usus besar menyerap kembali cairan feses. Akibatnya feses menjadi semakin keras.
• Jarang atau kurang berolahraga.
• Kelebihan konsumsi serat.
• Kelebihan memakan daging. Terutama daging merah karena sulit dicerna dan memiliki banyak zat besi. Besi adalah zat yang membuat pengerasan tinja, membuatnya berwarna gelap dan hitam.
• Dari penyalahgunaan obat, seperti obat laksatif. Sebagai contoh, pemakaian pencahar berguna untuk melancarkan gerakan peristaltik. Lama-kelamaan usus menjadi terbiasa dan bergantung pada obat tersebut, mengakibatkan reaksi usus menjadi lamban, dan menghambat gerak peristaltik mandiri usus.
• Makanan beku menghemat waktu dan energi tetapi menyebabkan banyak masalah kesehatan. Makanan beku memiliki serat yang sangat rendah dan banyak pengawet yang dapat mengganggu gerakan usus. Seperti es krim yang hampir tak mengandung serat sehingga tidak dapat membantu mengatur pergerakan usus ditambah lagi dengan kandungan gula dan susu di dalamnya dapat mengeraskan tinja.
• Memakan buah atau sayuran tertentu yang dapat memadatkan kotoran secara alami secara berlebihan seperti pisang.
Tanda dan gejala
Setelah mengetahui apa itu konstipasi dan penyebabnya, selanjutnya Anda perlu paham gejala apa yang muncul. Gejala utama sembelit adalah sulit buang air besar meski sudah mengejan keras dan lama. Ini karena feses sudah mengeras dan mengendap di usus sehingga tidak bisa keluar semuanya.
Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola makan, hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:
• Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika tinja sudah tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat terlihat seperti sedang hamil).
• Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya (kurang dari 30 gram), dan bahkan dapat berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah.
• Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja (bahkan sampai mengalami ambeien dan berkeringat dingin).
• Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
• Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja yang panas dan keras.
• Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya (bahkan terkadang penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak bisa buang angin).
• Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).
• Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
• Sakit punggung bila tinja yang tertumpuk cukup banyak.
• Bau mulut.
Sedangkan untuk gejala psikologis yang dapat terjadi pada para penderita konstipasi antara lain:
• Kurang percaya diri
• Lebih suka menyendiri atau menjauhkan diri dari orang sekitar.
• Tetap merasa lapar tetapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika hamil perut akan terasa mulas) karena ruang dalam perut berkurang.
• Emosi meningkat dengan cepat.
• Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres sehingga rentan sakit kepala atau bahkan demam.
• Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.
• Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas.
• Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.
• Nafsu makan dapat menurun.
Konstipasi dan wanita
Sembelit adalah derita tersendiri buat kaum wanita. Berhari-hari tidak buang air besar tentu saja membuat perut jadi begah. Tak hanya itu saja, perut pun terasa membuncit karena proses pembuangan menjadi tidak lancar selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Perbandingannya empat wanita banding satu pria. Wanita pekerja yang berusia 18-55 tahun lebih cenderung mengalami gangguan pencernaan terutama sembelit.
Penyebab wanita sering mengalami konstipasi antara lain:
• Kekuatan sfingter dan otot perut wanita yang lebih lemah dari pria mempersulit wanita untuk buang air besar bila dibandingkan dengan pria.
• Ketika ada keinginan untuk buang air besar di tempat umum atau di luar rumah, wanita cenderung merasa risih untuk buang air besar dengan alasan seperti rasa malu atau jijik pada toilet umum.
• Banyak wanita melakukan diet secara berlebihan. Gerakan peristaltik dari usus seakan terabaikan dengan pola diet yang tidak benar. Penyebab utamanya adalah karena kurangnya asupan serat.
• Korpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron dapat mengumpulkan kelembaban air di dalam tubuh. Akibatnya, cairan untuk melunakan tinja menjadi berkurang, sehingga tinja menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan (ini merupakan hormon fisiologi dari menstruasi dan kehamilan).
• Pada awal kehamilan, ada rasa takut pada wanita apabila melakukan buang air besar nantinya akan menyebabkan janin ikut keluar hingga terjadi keguguran. Itu karena terdapat anggapan mengejan saat buang air besar sama dengan mengejan saat persalinan. Kebanyakan wanita hamil mengalami konstipasi pada saat hamil. Terutama saat kehamilan mencapai trimester tiga atau sekitar 7 bulan.
• Bentuk panggul wanita yang lebar untuk mengeluarkan janin membuat usus dapat menjadi tidak stabil. Selain itu, untuk akumulasi lemak tubuh dan darah cenderung terkumpul di panggul juga.
• Bentuk usus wanita memungkinkan akan terjadinya distorsi karena panggul wanita yang lebar, jadi kotoran keras mudah untuk terjebak di sana (contohnya bulb rektum).
• Daerah abdomen wanita lebih padat karena ada rahim dan indung telur.
• Stres akibat sindrom iritasi usus (IBS) karena usus menjadi terdistorsi, kemudian menyebabkan obstruksi, sehingga tinja terjebak di sana.
Faktor Risiko Konstipasi
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami konstipasi, antara lain:
• Jenis kelamin. Konstipasi lebih sering dialami oleh perempuan daripada pria, terutama pada masa sebelum menstruasi dan masa kehamilan.
• Usia. Konstipasi juga lebih sering dialami oleh lansia.
• Pola makan. Misalnya makan makanan yang rendah serat.
• Kurang aktif secara fisik. Jarang atau tidak berolahraga sama sekali.
• Minum obat-obatan tertentu. Termasuk obat penenang, atau obat untuk tekanan darah tinggi.
• Kesehatan mental. Memiliki kondisi kesehatan mental, seperti depresi.
Diagnosis Konstipasi
Diagnosis konstipasi dapat dilakukan dengan melakukan wawancara medis seputar gejala dan pemeriksaan fisik. Meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah).
Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara di perut. Perut juga akan disentuh untuk memeriksa rasa sakit, nyeri tekan, bengkak, dan benjolan.
Selain wawancara dan pemeriksaan fisik, dokter juga akan melakukan berbagai jenis tes dan prosedur untuk memastikan diagnosis, seperti:
• Tes laboratorium. Tes darah dan urine mengungkapkan tanda-tanda hipotiroidisme, anemia, dan diabetes. Sampel tinja dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi, peradangan, dan kanker.
• Tes pencitraan. Computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) dapat dilakukan untuk mengidentifikasi masalah lain yang dapat menyebabkan konstipasi.
• Kolonoskopi. Pemeriksaan bagian dalam usus besar. Selama prosedur ini, sampel kecil jaringan dapat diambil untuk menguji kanker atau masalah lain dan polip yang ditemukan akan diangkat.
• Colon transit study. Evaluasi seberapa baik makanan bergerak melalui usus besar. Dilakukan dengan menelan kapsul yang berisi alat perekam nirkabel. Bisa juga dengan makanan yang diaktifkan radiokarbon dan kamera khusus akan merekam perkembangannya (scintigraphy).
• Tes fungsi usus lainnya. Termasuk jenis x-ray tertentu (defecography), dilakukan untuk menyingkirkan penyebab konstipasi disfungsi outlet, dan penyisipan balon kecil ke dalam rektum (manometri anorektal).
Komplikasi Konstipasi
Konstipasi yang tak kunjung membaik atau menjadi kronis dapat menyebabkan komplikasi berupa:
• Pembengkakan pembuluh darah di anus (wasir). Mengejan saat buang air besar dapat menyebabkan pembengkakan di pembuluh darah di dalam dan di sekitar anus.
• Robekan kulit di anus (fisura anus). Kotoran besar atau keras dapat menyebabkan robekan kecil di anus.
• Feses yang tidak bisa dikeluarkan (fecal impaksi). Sembelit kronis dapat menyebabkan akumulasi tinja yang mengeras yang tersangkut di usus.
• Usus yang menonjol dari anus (prolaps rektal). Mengejan saat buang air besar dapat menyebabkan sejumlah kecil rektum meregang dan menonjol dari anus.
Cara Mengatasi Sembelit
Untuk mengatasi sembelit, dokter biasanya menyarankan Anda untuk mengubah gaya hidup pemicunya terlebih dahulu. Setelah itu, barulah obat-obatan diresepkan jika kondisi Anda tetap tidak membaik.
Berikut pilihan cara mengatasi konstipasi:
Makan banyak serat
Makan banyak serat membantu memperlancar perjalanan feses saat melalui usus.
Untuk itu, mulailah makan lebih banyak buah dan sayuran serta kacang dan biji-bijian setiap hari.
Semalas apa pun Anda makan serat, ingat bahwa semua gejala konstipasi yang Anda rasakan itu akan mereda dengan bantuan makanan sehat.
Minum banyak air
Asupan air yang cukup membantu membuat feses melunak sehingga lebih mudah dikeluarkan. Oleh sebab itu, jangan malas untuk minum air putih atau cairan lainnya, semisal jus buah, setiap hari agar konstipasi Anda segera mereda.
Rutin berolahraga
Olahraga membantu meningkatkan aktivitas otot usus untuk memindahkan feses hingga ke ujung rektum. Anda disarankan untuk rutin berolahraga 30 menit setiap hari agar menjaga tubuh tetap bugar dan terhindar dari risiko sembelit.
Jangan menunda hasrat BAB
Anda termasuk sering menunda-nunda "ke belakang" karena alasan tertentu?
Jika iya, mulai sekarang hindari kebiasaan ini. Segera pergi ke kamar mandi begitu perut mulai terasa mulas dan biarkan semua feses keluar tanpa diburu-buru waktu.
Minum obat pencahar
Obat pencahar adalah solusi ketika semua perubahan gaya hidup di atas tidak juga mampu menghilangkan sembelit. Anda bisa membelinya di apotek tanpa perlu resep dokter.
Pencegahan Konstipasi
Berikut cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah konstipasi:
• Makan banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
• Makan makanan berserat tinggi dan konsumsi suplemen serat bila diperlukan.
• Minum banyak air.
• Hindari alkohol dan kafein, karena dapat menyebabkan dehidrasi.
• Dapatkan olahraga teratur.
• Konsumsi probiotik secara teratur, seperti yang ditemukan dalam yoghurt dan kefir dengan kultur bakteri baik yang aktif atau hidup.
• Latih otot-otot untuk buang air besar pada waktu yang sama setiap hari.
Untuk Info Berobat Terapi di GSQ, Silahkan Hubungi KONTAK KAMI
Source : alodokter, wikipedia, dulcolax, halodoc