Post Page Advertisement [Top]

 



Kondisi Baby Blues


Menimang buah hati tercinta setelah melahirkan seharusnya membawa kebahagiaan tersendiri bagi ibu. Satu menit merasa bahagia, menit berikutnya mulai menangis. Kebahagiaan Ibu terasa meluap setelah si kecil lahir. Ya, si kecil yang sudah begitu lama dirindukan, yang selama ini hanya bisa disentuh dari luar perut Ibu, kini betul-betul bisa dipeluk, digendong, dan disusui. Ia begitu mungil, terlihat ringkih, sehingga Ibu sungguh jatuh hati dan ingin melindunginya.
 Sayangnya, ada ibu yang justru merasa sedih, cemas, dan depresi usai melahirkan. Namun ternyata dalam beberapa hari setelah kelahirannya, Ibu merasa sangat lelah. Tiba-tiba Ibu menangis tanpa alasan yang jelas, merasa sedih luar biasa, padahal Ibu merasa seharusnya berbahagia dengan kedatangan si kecil. Mood Ibu juga berubah, menjadi sangat mudah tersinggung dan marah, padahal biasanya tak seperti ini. Ibu juga jadi sulit berkonsentrasi, sehingga melakukan berbagai kesalahan yang tak biasanya dilakukan. Semua orang menyarankan, “Tidurlah, kamu perlu beristirahat,” namun Ibu sulit memejamkan mata walaupun yakin si kecil telah pulas.
Kondisi ini dikenal dengan sebutan baby blues syndrome atau sindrom baby blues.



Apa itu baby blues?

Baby blues syndrome atau sindrom baby blues adalah perubahan suasana hati setelah kelahiran yang bisa membuat ibu merasa terharu, cemas, hingga mudah tersinggung.

Apabila Ibu merasakan itu semua sekitar 5 hari setelah kelahiran si kecil, sangat mungkin Ibu mengalami ‘baby blues’. Apa itu baby blues? Baby blues syndrome atau sindrom pasca melahirkan adalah sejenis depresi ringan yang dialami oleh Ibu yang baru melahirkan. Tak berarti Ibu harus mengalami baby blues, namun normal saja jika Ibu merasakannya. Konon 70-80% Ibu mengalaminya.

Sindrom blues disebut juga sebagai postpartum blues yang biasanya dialami oleh sekitar 80 persen atau 4-5 ibu baru.
Kondisi ini dapat membuat ibu jadi tidak sabaran, mudah marah, khawatir dengan masalah ibu menyusui, hingga khawatir dengan kesehatan bayi.
Padahal, mungkin saja sebenarnya bayi sedang baik-baik saja atau tidak mengalami masalah kesehatan.
Bahkan tak jarang, ibu juga bisa merasa lelah tapi sulit tidur dan terus menangis tanpa alasan yang jelas.
Menurut Pregnancy Birth and Baby, sindrom ini bisa muncul dalam kurun waktu 3-10 hari setelah melahirkan.
Sindrom ini biasanya berlangsung kurang lebih selama 2-3 hari di masa nifas.
Baby blues syndrome adalah kondisi yang berbeda dengan depresi pascamelahirkan (postpartum depression).
Keduanya memang sama-sama menunjukkan gejala kesedihan dan kecemasan usai melahirkan.
Akan tetapi, postpartum depression bisa dibilang merupakan kondisi yang lebih parah ketimbang sindrom blues karena sudah menunjukkan gejala gangguan kejiwaan atau afeksi berupa depresi.
Meski sindrom baby blues adalah bentuk depresi postpartum yang lebih ringan, pastikan Anda tidak mengabaikan gejala yang muncul.




Apa saja gejala baby blues?


Istilah sindrom baby blues adalah suatu kondisi yang dipakai untuk menggambarkan kekhawatiran, rasa tidak bahagia, dan kelelahan selama beberapa hari setelah melahirkan.
Sindrom ini khususnya bisa dialami ibu usai melahirkan anak pertama. Hal ini merupakan kasus yang sangat umum terjadi.
Gejala baby blues biasanya lebih ringan ketimbang depresi postpartum (postpartum depression).
Ibu yang mengalami baby blues umumnya memiliki gejala utama berupa suasana hati (mood) yang mudah berubah, susah tidur, mudah menangis, dan mudah cemas.
Berbagai gejala baby blues syndrome atau sindrom baby blues adalah sebagai berikut:
Ibu mengalami perubahan suasana hati yang cepat
Ibu merasa cemas dan kewalahan mengurus bayi
Ibu merasa murung dan rewel
Ibu merasa sedih dan banyak menangis
Ibu susah tidur (insomnia)
Ibu mengalami penurunan nafsu makan
Ibu tidak sabar, gelisah, dan mudah marah
Ibu sulit berkonsentrasi
Gejala tersebut dapat muncul di masa perawatan setelah melahirkan normal, misalnya saat Anda melakukan perawatan luka perineum.
Sementara bagi ibu yang menjalani masa pasca operasi caesar, perawatan luka SC (caesar) perlu dilakukan agar luka bekas operasi caesar cepat sembuh.

Sindrom baby blues sebagian besar dialami oleh para ibu baru, dan gejalanya mulai muncul di hari ketiga pasca melahirkan, di mana air susu ibu mulai terbentuk.
Melansir Jurnal Manajemen Komunikasi Universitas Padjajaran, gejala yang dialami seorang ibu dari sindrom baby blues ini mungkin seringkali merasa sedih, marah, dan kadang-kadang cemas.
Beberapa diantaranya mungkin akan merasa bereaksi berlebihan terhadap situasi dan lebih mudah menangis. Mereka juga mengalami kesulitan tidur dan tidak merasa sangat lapar.
Gejalanya bisa mulai 2 hingga 3 hari setelah bayi lahir.
Sebagian besar waktu, baby blues hilang dengan sendirinya setelah lahir biasanya dalam 10 hari tetapi terkadang hingga 14 hari pascapersalinan.
Gejala lain dari sindrom baby blues termasuk:
Menangis tanpa alasan jelas
Tidak sabar
Sifat mudah marah
Kegelisahan
Kelelahan
Insomnia (bahkan ketika bayi sedang tidur)
Merasa sedih
Perubahan suasana hati
Konsentrasi yang buruk
Merasa tidak terikat atau tidak terikat dengan bayi
Tetapi, meskipun merasa tidak berdaya, seorang ibu dengan sindrom baby blues masih bisa terus merawat bayi mereka dan bahkan untuk diri mereka sendiri.



Apa penyebab baby blues?


Penyebab baby blues belum diketahui secara pasti. Namun, sindrom ini diperkirakan terkait dengan perubahan hormon selama minggu-minggu awal kelahiran.
Tubuh Anda akan mengalami banyak penyesuaian setelah melahirkan normal maupun operasi caesar.
Pola makan Anda akan berubah, terjadi perubahan fisik, dan perubahan emosi yang ikut terpengaruh.
Ini karena adanya tekanan dari tanggung jawab besar terhadap bayi Anda.
Kenyataan terhadap peran baru sebagai orangtua mungkin baru akan benar-benar Anda sadari setelah meninggalkan rumah sakit dan mulai menjadi ibu baru.
Meskipun Anda senang menjadi seorang ibu, peran baru ini dapat membuat Anda merasa tertekan sehingga mengalami kondisi ini.
Kondisi ini juga bisa dipicu dari perubahan fisik ibu hamil dan rutinitas sehari-hari, seperti kelelahan dan kurang tidur.
Macam-macam penyebab sindrom baby blues
Perubahan hormon, seperti biasa, adalah yang paling disalahkan, dianggap sebagai penyebab utama baby blues. Berbagai macam hormon yang dibutuhkan saat hamil perlahan menghilang dari tubuh Ibu, digantikan hormon yang dibutuhkan oleh tubuh Ibu saat ini. Gara-gara perubahan hormon itulah emosi Ibu jadi campur-aduk.
Walaupun demikian, bukan hanya perubahan hormon lho yang menyebabkan baby blues. Perubahan kondisi Ibu juga bertanggung jawab sebagai penyebab baby blues. Yang tadinya hanya Ibu dan papa berdua saja, kini ada si kecil, yang tentunya membutuhkan tanggung jawab tambahan dan tumbuh-kembangnya kadang menimbulkan berbagai kecemasan. Belum lagi perubahan pada rutinitas harian Ibu. Yang biasanya memulai hari dengan mandi dan sarapan pagi, kini harus menambah panjangnya daftar dengan memasukkan aktivitas seperti menyusui dan memandikan si kecil. Relasi antara papa dan Ibu yang sebelumnya hanya sebagai suami dan istri, kini juga mengalami penambahan, sebagai papa dan Ibu. Semua perubahan ini membuat sindrom baby blues muncul.
Ragam Penyebab Baby Blues
Hingga saat ini, penyebab baby blues masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya kondisi ini, yaitu:
Perubahan hormon
Setelah melahirkan, tubuh akan mengalami perubahan kadar hormon yang cukup drastis. Pada masa ini, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh akan menurun. Hal ini dapat memicu terjadinya perubahan suasana hati atau mood swing serta perasaan lelah dan tertekan.
Sulit beradaptasi
Sulit beradaptasi dengan perubahan yang ada dan tanggung jawab baru sebagai ibu bisa menjadi penyebab baby blues. Banyak ibu baru yang merasa kewalahan untuk mengurus segalanya sendiri, termasuk mengurus kebutuhan buah hati.
                               
Kurang tidur
Siklus tidur bayi baru lahir yang belum teratur menyebabkan ibu harus terjaga di malam hari dan menyita banyak waktu tidur mereka. Kurangnya waktu tidur yang terus-menerus ini akan membuat ibu kelelahan dan tidak nyaman. Hal inilah yang juga bisa memicu gejala baby blues, seperti perasaan sedih dan mudah tersinggung.
Riwayat gangguan kesehatan mental
Wanita juga memiliki risiko lebih besar mengalami baby blues atau depresi pascamelahirkan, jika memiliki riwayat gangguan kesehatan mental, seperti depresi, bipolar, atau gangguan kecemasan.




Berapa lama baby blues berlangsung?

Jangan khawatir, keadaan Anda akan segera membaik meski saat ini sedang berjuang mengatasi sindrom yang satu ini.
Baby blues bukanlah suatu penyakit dan biasanya hanya berlangsung beberapa jam atau hari.
Kondisi ini dapat terjadi 2-3 hari setelah selesai melahirkan.
Melansir dari American Pregnancy Association, gejala sindrom ini biasanya berlangsung selama beberapa menit atau beberapa jam dalam sehari.
Jika dibandingkan dengan depresi postpartum, baby blues biasanya berlangsung dalam waktu yang cenderung lebih singkat.
Umumnya, kondisi ini bisa terjadi selama kurang lebih dua minggu setelah melahirkan.
Sementara depresi postpartum dapat bertahan selama beberapa minggu hingga beberapa bulan dan dapat mengganggu aktivitas ibu bila tidak segera ditangani.
Kondisi ini biasanya dapat hilang dalam beberapa hari tanpa perlu mengunjungi dokter.
Biasanya, Anda akan merasa lebih baik dengan istirahat yang cukup dan dukungan dari orang-orang sekitar.
Namun, jika Anda terus merasa cemas setelah melahirkan, kemungkinan Anda mengalami postpartum anxiety.
Segera konsultasikan lebih lanjut ke dokter bila Anda merasa mengalami kondisi tersebut.




Bagaimana cara mengatasi baby blues?


Sindrom ini umumnya bisa hilang dengan sendirinya. Meski begitu, Anda sebaiknya tetap melakukan berbagai upaya sebagai cara mengatasi baby blues.
Beberapa cara untuk membantu mengatasi baby blues adalah sebagai berikut.
Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi guna pemulihan diri ibu dan pemberian ASI kepada sang buah hati.
Konsumsi multivitamin dan omega 3 untuk tetap menjaga kesehatan ibu.
Jangan minum alkohol karena dapat memperparah kondisi ibu.
Setiap kali perasaan bersalah muncul, tanamkan pada diri Anda bahwa ini bukanlah kesalahan Anda.
Minta dukungan dari pasangan, keluarga, dan orang-orang sekitar untuk membantu pemulihan diri.
Mengikuti terapi dan konseling secara individual atau kelompok.
Meluangkan waktu untuk diri sendiri (me time) sejenak.
Saling bercerita pengalaman dengan ibu baru lainnya.
Istirahat yang cukup karena sangat diperlukan untuk pemulihan tubuh Anda.
Jika perlu, Anda dapat mencoba melakukan relaksasi, meditasi, dan mandi dengan air hangat untuk menenangkan pikiran sebelum tidur.



Bisakah baby blues terjadi sebelum melahirkan?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, baby blues syndrome adalah gangguan suasana hati yang menyerang wanita setelah melahirkan.
Meskipun umumnya terjadi setelah melahirkan, tidak semua wanita merasakannya pada waktu yang sama.
Beberapa ibu mungkin merasakan gejala baby blues lebih awal yaitu sebelum melahirkan.
Kondisi ini lebih dikenal dengan pre-baby blues atau depresi antepartum (antepartum depression).
Bila terjadi sebelum melahirkan, kemungkinan besar sindrom ini dialami oleh wanita yang baru pertama kali merasakan kehamilan.
Kehamilan pertama ini bisa memicu perasaan takut dan cemas berlebihan terhadap proses persalinan yang akan dihadapi nanti.
                                  
Selain itu, ada beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko baby blues saat hamil, di antaranya:
Memiliki hubungan dengan pasangan yang buruk sehingga kurang dukungan sosial dan emosional pada sang ibu selama masa kehamilan.
Pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga sehingga hidupnya merasa tidak nyaman dan tertekan.



Bisakah kondisi ini dicegah?

Nah, guna mencegah terjadinya baby blues setelah melahirkan, berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda coba.


1. Bicarakan kekhawatiran Anda

Bicarakan dengan dokter setiap kekhawatiran dan kesedihan yang Anda rasakan saat ini.
Artinya, selalu tepati janji konsultasi prenatal Anda. Seringnya, profesional kesehatan bisa mendeteksi tanda-tanda depresi yang mungkin Anda tidak pernah sadari.
Dengan begitu, mereka bisa membantu Anda mengendalikan gejalanya sebelum meluap di luar kendali.
Diskusi juga dari hati-ke-hati dengan suami Anda mengenai apa saja yang mengkhawatirkan Anda karena akan segera menjadi orangtua baru.
Anda bisa mencurahkan segala kecemasan Anda tentang berbagai hal yang mungkin terjadi nantinya.

2. Lepas stres

Sebagai cara untuk mencegah baby blues, sebaiknya sisihkan waktu untuk diri sendiri secara rutin selama masa kehamilan atau setelah melahirkan.
Anda bisa melakukan “me time” dengan berbagai kegiatan yang positif.
Coba lakukan meditasi, latihan pernapasan dalam, percantik diri di salon, atau sekadar ngopi-ngopi bertemu dan bertukar cerita dengan para calon mama dan ibu lainnya.
Dengan begitu, Anda dapat menemukan sedikit kelegaan hati mengetahui bahwa Anda tidak sendirian.
Sebab menjadi orangtua adalah pengalaman yang unik bagi setiap ibu.

3. Ikut tidur saat bayi Anda tidur

Setiap orang telah mendengar nasihat klasik ini, “tidurlah ketika bayi tidur”.
Sayangnya, terlalu banyak ibu yang gagal untuk benar-benar melaksanakannya.
Kebanyakan ibu justru sering kali menggunakan waktu bebas-bayi untuk beres-beres rumah atau belanja perlengkapan bayi sebelum kelupaan.
Sebenarnya tidak salah untuk melakukan hal tersebut. Akan tetapi, Anda tidak boleh melewatkan kesempatan emas untuk mencuri waktu beristirahat.
Maka dari itu, jangan sungkan untuk meminta bantuan orang lain.
Anda bisa meminta bantuan dari suami, ibu, atau menyewa asisten rumah tangga untuk mengurusi pekerjaan rumah atau merawat bayi.
Selain tenaga Anda tak terkuras habis-habisan, Anda juga bisa terhindar dari stres.
Bagi para suami, tunjukkan perhatian dan kasih sayang Anda kepada istri dengan membantunya merawat bayi seperti mengganti popok bayi, memandikan bayi, hingga menggendong bayi.
Suami juga bisa menemani bayi di saat ibu sedang sibuk. Usahakan juga untuk meluangkan waktu mendengarkan cerita istri.
Istri Anda mungkin ingin menceritakan sesuatu kepada Anda untuk meringankan bebannya.
Kadang, istri mengalami masalah saat menyusui dan hal ini mungkin bisa membuatnya stres.
Namun, dengan hanya berbicara dengan Anda, istri mungkin akan merasa jauh lebih tenang.

4. Sempatkan olahraga

Ibu yang rajin melakukan olahraga setelah melahirkan bahkan sebelumnya, cenderung merasa lebih baik secara emosional dan lebih muda bersosialisasi.
Meski begitu, jangan memaksakan diri untuk melakukan olahraga berat.
Lakukan olahraga ringan dengan memfokuskan diri untuk memperlancar aliran darah di dalam tubuh, misalnya berjalan kaki ringan atau melakukan senam nifas.

5. Jangan kekeuh ingin jadi orangtua yang sempurna

Anda mungkin sudah berencana untuk menjadi orangtua yang sempurna bagi si kecil.
Hal itu mungkin membuat Anda merasa bersalah bila tidak bisa melakukan segalanya dengan benar.
Bahkan, Anda mungkin beranggapan bahwa ibu-ibu lainnya melakukan pekerjaan yang jauh lebih baik dari Anda.
Akibatnya, Anda memaksakan harapan yang tidak realistis pada diri Anda sendiri.
Nah, selain membuka hati, cara terbaik untuk mencegah baby blues adalah untuk memiliki ekspektasi yang realistis.
Ini karena menjadi orangtua adalah pekerjaan yang tidak mudah dan sulit untuk diduga.
Salah sedikit tidak masalah. Teledor sedikit tak selalu berarti Anda gagal menjadi orangtua yang baik.
Daripada sebentar-sebentar panik menyadari betapa kacaunya hidup Anda saat ini, cobalah untuk sedikit lebih santai dan menghargai setiap spontanitas.

6. Libatkan keluarga

Pada umumnya, sindrom baby blues dapat dicegah dengan melibatkan keluarga dan memberikan peran pada suami setelah Anda melahirkan.
Jangan segan untuk meminta dukungan keluarga untuk memberikan dukungan secara fisik maupun mental, misalnya dengan meminta tolong merawat bayi secara bergantian agar Anda bisa beristirahat.
Selain itu, mintalah kesediaan suami untuk memberikan pemahaman kepada keluarga besar tentang perasaan Anda saat ini.

Tujuannya agar mereka tidak melontarkan perkataan yang mungkin dapat menyinggung perasaan Anda. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk menjaga kestabilan emosi Anda.

                              

Cara mengobati baby blues


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, baby blues biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu setelah melahirkan. Namun, jika dibiarkan begitu saja, beberapa wanita mungkin menemukan bahwa gejala mereka memburuk sehingga berkembang menjadi postpartum depression.
Selama mengalami baby blues syndrome, Sahabat MIKA sebaiknya melakukan hal-hal berikut untuk mengatasi gejala dan mengobatinya: 
Tidur cukup.
Istirahatlah saat bayi sedang tidur siang.
Makanlah makanan yang baik dan dapat meningkatkan mood.
Jalan-jalan untuk menghirup udara segar dan sinar matahari 
Sempatkan untuk melakukan olahraga
Terima bantuan ketika orang lain menawarkannya.
Santailah. Jangan khawatir tentang tugas Anda tetapi fokus saja pada diri sendiri dan bayi.
Anda mungkin tidak ingin memberitahu siapapun bahwa Anda merasa tertekan setelah melahirkan bayi. Tetapi perawatan dapat membantu Anda merasa seperti diri sendiri lagi, jadi penting untuk segera mencari bantuan terutama jika gejala baby blues tidak kunjung membaik atau malah semakin parah. 

Sindrom baby blues akan menghilang selama beberapa hari.
Tetapi, Moms mungkin bisa melakukan beberapa langkah untuk memperbaiki suasana hati sembari menerima fakta bahwa Moms kini adalah seorang ibu.
Meskipun Moms tidak dapat mencegah perubahan hormon postpartum yang menyebabkan baby blues, Moms dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah kondisi ini yang sedang berlangsung.
Untuk meminimalkan efek perubahan hormonal dan stres pascapersalinan, berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengelola kondisi sindrom baby blues:

1. Tidur Sebanyak Mungkin

Melahirkan memang menguras tenaga, belum lagi jika Moms melalui persalinan yang panjang. Setelah melahirkan Moms harus mengurus dan menjaga Si Kecil.
Kondisi ini membuat Moms kurang tidur dan lebih rentan terkena baby blues. Untuk menghindarinya, tidurlah saat bayi tidur dan biarkan kerjaan menumpuk sementara.
Segalanya tampak lebih buruk ketika Moms kelelahan. Terkadang, tidur adalah obat terbaik.

2. Meminta Bantuan

Moms jangan ragu untuk meminta bantuan keluarga atau menggunakan asisten rumah tangga untuk membersihkan rumah atau menjaga Si Kecil.
Jangan mencoba mengerjakan semuanya sendiri, ini akan sangat melelahkan dan mudah terkena sindrom baby blues.

3. Konsumsi Makanan Sehat

Makanlah makanan yang baik dan sehat. Tubuh akan merasa lebih baik dengan konsumsi makanan penuh nutrisi dan hirup udara segar di luar.
Dengan begitu Moms merasa rileks dan bahagia.






4. Curhat ke Rekan Terdekat

Beradaptasi dengan perubahan hormonal setelah lahir dan mempelajari cara merawat bayi baru lahir juga dapat memengaruhi suasana hati.
Moms mungkin merasa down atau rendah dan mungkin mengalami perubahan suasana hati sehingga lebih banyak menangis dari biasanya. Perubahan suasana hati ini normal.
Untuk mengatasinya, Moms bisa bercerita dengan seseorang yang Moms anggap bisa dipercaya. Tidak harus menjadi terapis, tetapi pilihlah seseorang yang tidak akan menghakimi Moms.
Dengan begitu Moms bisa mengeluarkan isi hati agar tidak terpendam dan akhirnya menjadi lega.

5. Lakukan Sesuatu yang Disukai

Moms jangan jadikan alasan kehadiran Si Kecil menjadi hambatan menjalani hobi. Jika Moms memiliki hobi, seperti yoga maka lakukanlah.
Menjalani sesuatu yang Moms suka bisa mengatasi sekaligus mencegah baby blues, lho.

6. Bergabung Dengan Komunitas Ibu Baru

Moms tidak ada yang bisa lebih memahami dan mendukung tantangan merawat bayi baru lahir daripada wanita pascapersalinan lainnya, Moms bisa berbagi pengalaman dengan komunitas ibu baru yang akan membantu mengatasinya.
Tentunya di dalam komunitas ibu baru ada beberapa anggota yang sudah berpengalaman, ini bisa menjadi cara untuk Moms ikuti caranya.

7. Bicarakan Dengan Pasangan

Setelah menjalani beberapa cara di atas, tetapi tidak menemukan solusinya. Moms jangan takut untuk berbicara dengan pasangan.
Utarakan apa yang Moms rasakan dan pasangan akan membantu mencari jalan keluar yang terbaik.

8. Konsultasi Dengan Dokter

Moms terkadang kondisi sindrom baby blues perlu perawatan dengan dokter jika sudah sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Umumnya dokter akan memberikan resep obat yang bisa menenangkan.


 Untuk Info Berobat Terapi di GSQ, Silahkan Hubungi KONTAK KAMI


Source : guesehat, hellosehat, nutriclub, alodokter, mitrakeluarga, orami

                             

Bottom Ad [Post Page]