Definisi
Air mata berfungsi untuk menjaga permukaan bola mata tetap lembab dan bebas iritan. Air mata memiliki beberapa lapisan, dan salah satu lapisan tersebut diproduksi oleh kelenjar air mata (glandula lakrimal). Dakrioadenitis merupakan proses peradangan pada kelenjar air mata tersebut. Kelenjar lakrimal terletak pada bagian atas mata Anda. Dakrioadenitis dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau kondisi non infeksi seperti peradangan.
Dakrioadenitis jarang terjadi, beberapa laporan menyebutkan bahwa dakrioadenitis menyerang sekitar 10,000 orang. Dakrioadenitis bersifat swasirna (self-limiting). Tidak ada kecenderungan kejadian kondisi ini berdasarkan ras, jenis kelamin, dan usia. Pada umumnya dakrioadenitis memiliki luaran yang baik dan dapat sembuh dalam beberapa waktu dengan sendirinya, namun luaran dari dakrioadenitis kronik bergantung dari penyakit yang mendasarinya.
Dakrioadenitis atau dacryoadenitis adalah inflamasi pada kelenjar air mata atau kelenjar lakrimal. Inflamasi ini dapat terjadi secara akut maupun kronis. Pada kasus akut, pasien datang dengan keluhan nyeri yang baru. Pada kasus kronis, gejala biasanya menetap hingga 6 minggu atau lebih.[1-3]
Disebutkan juga bahwa Dakrioadenitis adalah keadaan dimana terjadi inflamasi atau radang pada kelenjar lakrimalis. Kelenjar lakrimalis adalah kelenjar di mata yang mengeluarkan air mata Keadaan ini adalah keadaan langka yang dapat kronis maupun akut. Keadaan ini dapat terjadi pada seseorang yang menderita penyakit gondongan. Dakrioadenitis akut dapat menyebabkan kurangnya produksi air mata akut. Dakrioadenitis atau radang kelenjar lakrima ini jarang terjadi pada anak-anak.Radang ini mungkin terjadi pada parotitis yang biasanya pada kasus ini terjadi dakrioadenitis akut dan bilateral, menyurut dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Dapat pula terjadi pada mononukleosis infeksiosa. Dakrioadenitis kronis terkait dengan penyakit sistemik tertentu, terutama sarkoidosis, tuberkulosis, dan sifilis. Beberapa penyakit sistemik dapat menyebabkan pembengkakan kelanjar lakrima dan kelenjar ludah (sindrom Mickulicz).
Dakrioadenitis akut paling sering disebabkan oleh [[infeksi] virus atau bakteri. Penyebab umum termasuk gondok, virus Epstein-Barr, staphylococcus, dan gonococcus. Dakrioadenitis kronis biasanya disebabkan oleh gangguan inflamasi menular.
Contohnya termasuk sarkoidosis, penyakit mata tiroid, dan pseudotumor orbital. Gejala yang timbul dapat berupa pembengkakan pada bagian terluar dari kelopak mata, kemungkinan terdapat kemerahan dan nyeri apabila ditekan, nyeri di daerah pembengkakan dan pembengkakan kelenjar getah bening di depan telinga.
Penyebab
Inflamasi disebabkan oleh infeksi, umumnya oleh agen virus, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri, jamur, maupun parasit. Penyebab paling sering dari dakrioadenitis adalah Epstein-Barr virus. Virus lain yang lebih jarang menyebabkan dakrioadenitis adalah adenovirus, varicella zoster, herpes simplex, rhinovirus, cytomegalovirus, atau mumps.
Bakteri yang menyebabkan dakrioadenitis antara lain adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus sp. Pada daerah endemis, dakrioadenitis yang disebabkan oleh infeksi tuberkulosis juga pernah dilaporkan. Beberapa kasus menemukan dakrioadenitis yang disebabkan oleh N. gonorrhoeae.
Selain infeksi, penyebab lain dari dakrioadenitis adalah non-specific orbital inflammation, keganasan (limfoma, karsinoma kistik adenoid, dan pleomorphic adenoma). Dakrioadenitis kronis dapat disebabkan oleh adanya penyakit imun lainnya seperti Thyroid Eye Disease atau Sjörgen's syndrome.
Penyebab umum dari dakrioadentis akut, yaitu virus Eptein-Barr, Staphylococcus, dan Gonococcus.
Sedangkan dakrioadentis paling sering disebabkan oleh gangguan inflamasi noninfeksi. Misalnya saja sarcoidosis, penyakit mata tiroid, dan pseudotumor orbital.
Faktor Risiko
Faktor risiko dari dakrioadenitis antara lain adalah infeksi terhadap virus dan bakteri, memiliki penyakit autoimun seperti Sjörgen's syndrome atau sarkoidosis.
Gejala
Gejala yang dapat Anda rasakan jika Anda mengalami dakrioadenitis akut, antara lain:
• Pembengkakan pada kelopak mata atas. Bagian kelopak mata Anda akan terasa merah, membesar, hangat, dan nyeri.
• Mata merah.
• Sekret atau kotoran mata.
• Mata berair.
• Adanya benjolan pada rahang bawah.
• Pergerakan mata terhambat.
• Kondisi sistemik seperti demam, infeksi saluran napas atas, letih, dan pembesaran kelenjar parotis.
• Penonjolan bola mata.
Gejala yang dapat Anda rasakan jika Anda mengalami dakrioadenitis kronik, antara lain:
• Pembengkakan pada kelopak mata atas yang tidak terlalu berat, tidak disertai kemerahan, nyeri, dan hangat.
• Pembesaran kelenjar pada kelopat mata atas yang dapat digerakkan.
• Tidak ada gangguan pada penglihatan.
• Pembesaran kelenjar getah bening leher.
• Mata kering.
Diagnosis
Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan gejala yang Anda alami, antara lain apakah nyeri yang dirasakan disertai dengan pembengkakan pada kelopak mata atas, durasi gejala, apakah gejala muncul secara cepat atau perlahan, apakah ada demam, infeksi saluran napas atas sebelumnya, dan riwayat penyakit imunitas terkait. Pada pemeriksaan fisik, dokter Anda juga akan melakukan pemeriksaan pada benjolan tersebut, pergerakan bola mata, ketajaman penglihatan Anda, dan mencari apakah ada pembesaran kelenjar pada daerah sekitar leher Anda. Pemeriksaan lanjutan dapat diperlukan, yaitu pemeriksaan CT scan orbita untuk mencari keterlibatan otot-otot bola mata. Pada kondisi yang berulang, pemeriksaan MRI juga dapat dibutuhkan. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan bergantung pada konteks klinis, seperti darah perifer lengkap (DPL), penanda infeksi, dan ANA (pemeriksaan autoimun). Biopsi perlu dilakukan untuk dakrioadenitis yang bersifat atipikal.
Tata Laksana
Terapi Medis
Bergantung pada beratnya gejala, terapi dapat berkisar antara observasi, meredakan gejala, dan operasi. Pada dakrioadenitis akut yang disebabkan oleh virus, maka pengobatan yang dilakukan mengurangi gejala dan mengatasi gejala sistemik. Pada dakrioadenitis bakteri, pengobatan dengan antibiotik spektrum luas dapat diberikan. Jika tidak respon, drainase abses dari kelenjar lakrimal perlu dilakukan. Dakrioadenitis yang berulang dapat diobati dengan radiasi orbita atau terapi sistemik.
Follow up
Anda perlu kembali ke dokter jika terjadi penurunan ketajaman penglihatan, sulit untuk menggerakkan bola mata, dan perubahan pada penglihatan warna.
Operasi
Operasi hanya dilakukan pada dakrioadenitis berulang dan dakrioadenitis berat. Pemeriksaan histopatologi diperlukan untuk membedakan kondisi infeksi, peradangan, atau tumor. Ketika ditemukan adanya abses atau kumpulan nanah secara radiologi atau klinis, drainase perlu dilakukan.
Perawatan di Rumah
Pada kondisi dakrioadenitis akut, Anda dapat memberikan kompres hangat dan mengonsumsi anti nyeri.
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering terjadi disebabkan oleh diagnosis dan penanganan yang terlambat. Umumnya kondisi dakrioadenitis dapat membaik dengan sendirinya, namun beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah ptosis, penurunan produksi air mata, dan mata kering. Apabila kondisi mata kering tidak diobati dengan adekuat, maka gangguan penglihatan yang lebih lanjut dan permanen akibat keterlibatan kornea dapat terjadi. Selulitis, yaitu infeksi di sekitar rongga bola mata, dapat menjadi komplikasi dakrioadenitis.
Dakrioadenitis yang tidak diketahui penyebabnya dapat mengalami kejadian ulang pada 15% pasien. Beberapa kasus kanker pada kelenjar lakrimal sering mengalami kesalahan diagnosis dan dianggap dakrioadenitis biasa, sehingga, jika Anda mengalami keluhan ini berulang dan tidak membaik dengan pengobatan apapun, segera periksakan diri ke dokter.
Pencegahan
Salah satu penyebab dari dakrioadenitis adalah virus Mumps, yang juga menyebabkan penyakit gondong. Virus tersebut dapat dicegah dengan diberikan vaksin. Sedangkan, penyebab lainnya dari dakrioadenitis hingga saat ini belum dapat dicegah.
Pengobatan
Jika dakrioadenitis disebabkan oleh virus, penanganan yang perlu dilakukan hanya istirahat yang cukup dan mengompres dengan air hangat. Kondisi akan membaik dengan sendiirnya dalam kurun waktu 4 hingga 6 minggu, dikutip dari National Center for Biotechnology Information.
Sedangkan untuk dakrioadenitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, maka memerlukan terapi antibiotik sistemik. Pada pasien dengan dakrioadenitis yang merespon pengobatan tetapi massa lakrimal tidak hilang dalam 3 bulan, perlu dilakukan biopsi untuk pemindaian.
Untuk Info Berobat Terapi di GSQ, Silahkan Hubungi KONTAK KAMI
Source : alomedika, health.grid, wikipedia, ai-care